Rabu, 05 Agustus 2015

Formalisme


Teori sastra khususnya sejak awal abad ke-20 berkembang dengan sangat pesat. Perkembangan ini memicu berbagai macam elemen kehidupan yang sendirinya juga sejajar dengan terjadinya kompleksitas kehidupan manusia, yang kemudian memicu perkembangan genre sastra. Kemajuan dalam bidang teknologi informasi dan komunikasi menopang sarana dan prasarana penelitian yang secara keseluruhan membantu kemudahan dalam proses pelaksanaannya

Sastra menjadi wadah untuk menjelaskan dan mencerminkan apa yang terjadi dalam dunia, mencatat, lalu menjadikannya abadi. Dalam hubungannya, kasta sastra dengan masyarakat, dengan teknologi informasi yang menyertainya, minat masyarakat terhadap manfaat penelitian interdisiplin, memberikan pengaruh terhadap perkembangan teori sastra selanjutnya.

Formalisme menjadi awal dan mendasari lahirnya berbagai teori kesusastraan, dimana yang telah berhasil memasuki hampir seluruh bidang manusia. Ia pun dianggap sebagai salah satu alasan dan dasar dari kemunculan teori modern yang berhasil membawa manusia pada pemahaman secara maksimal.

Secara etimologis, formalisme berasal dari kata forma (latin), yang berarti bentuk atau wujud. Jika dalam ilmu sastra, formalisme merupakan teori yang digunakan untuk menganalisa bentuk dari karya sastra yang meliputi teknik pengucapan—rima, ritma, aquistik, asonansi, aliterasi dan sebagainya. Formalisme mengakui dirinya sebagai teori yang dapat berdiri sendiri (otonom) tanpa melihat dan merasa terbebas dari beberapa unsur seperti konteks budaya, biografi dan sejarah. Secara unsur, formalisme bertujuan untuk mengetahui keterpaduan unsur yang terdapat dalam karya sastra itu sendiri, sehingga mampu menjalin keutuhan bentuk dan isi dengan cara menelisik serta meneliti unsur-unsur kesusastraan, puitika, asosiasi, oposisi & sebagainya.

Gagasan yang mereka usulkan tersebut dianggap radikal karena untuk pertama kalinya dalam sejarah kritik sastra, sastra diperlakukan sebagai disiplin keilmuan yang mandiri dan bukan sekedar batu pijakan untuk membahas gagasan-gagasan yang berkenaan dengan filsafat atau bidang-bidang keilmuan lain. Karena hal itulah, maka para penggagas Formalisme Rusia dianggap sebagai pendiri kritik sastra modern. Namun karena hal itu jugalah mereka menjadi olok-olok para ilmuwan lain yang menentang gagasan mereka. Bahkan istilah ‘Formalisme’ sendiri pada mulanya adalah nama ejekan yang diberikan oleh para penentang itu, yang tentu saja ditolak oleh para penggagasnya karena pendekatan metodologis yang mereka tawarkan sebenarnya tidak formal dan dogmatis seperti yang disangkakan oleh lawan-lawan mereka.

Gagasan para Formalis Rusia banyak dipengaruhi oleh bapak Strukturalisme Ferdinand de Saussure, yang gagasan-gagasannya menjadi acuan mereka dalam merumuskan bidang ilmu baru yang mereka usulkan. Seperti Saussure yang menganjurkan bahwa kajian bahasa harus berpusat pada wujud bahasa itu sendiri, para penganjur Formalisme Rusia juga berkeyakinan bahwa kajian sastra haruslah berpusat pada wujud sastra itu sendiri. Mengkaji karya sastra berarti mengkajipoetika (poetics) nya, yaitu menganalisis bagian-bagian form atau bentuk maujud yang menyusun suatu karya sastra, termasuk di dalamnya mekanika internal dan, khususnya, bahasa puitis yang dipakai di dalam karya itu sendiri.

Mekanika internal inilah (yang disebut juga sebagai perangkat atau devices) yang menurut mereka merupakan bangunan yang menjadikan suatu teks berseni dan memiliki sifat sastra. Setiap perangkat atau fitur komposisi memiliki sifat-sifat tertentu yang dapat dianalisis. Analisis atas perangkat literer dan artistik yang dipakai oleh pengarang untuk menghasilkan sebuah teks inilah yang menjadi dasar bidang ilmu kesusasteraan baru yang mereka usulkan.

Tokoh – tokoh teori formalisme berasal dari Rusia dan menamakan dirinya Opayaz. Tokoh teori formalisme sempat berpengaruh pada tahun sekitar tahun 1914-1930an. Tokoh formalis yang terkenal antara lain

1. Victor Shklovsky
Shklovsky lahir di St. Petersburg (24 Januari 1893 – 6 Desember 1984), Rusia. Ayahnya adalah seorang Yahudi (dengan nenek moyang dari Shklov) dan ibunya adalah seorang Jerman/Rusia asal. Selama Perang Dunia Pertama, ia menawarkan diri untuk Angkatan Darat Rusia dan akhirnya menjadi pelatih mengemudi di unit mobil lapis baja di St. Petersburg. Ada, pada tahun 1916, ia mendirikan OPOYAZ (Obshchestvo izucheniya POeticheskogo YAZyka-Masyarakat untuk Studi Poetic Language), salah satu dari dua kelompok (dengan Moskow Linguistic Circle) yang mengembangkan teori dan teknik Formalisme Rusia kritis.

Shklovsky mengemukakan bahwa sifat kesusastraan muncul sebagai akibat dan pengubahan bahan yang semula bersifat netral. Para pengarang menyulap teks-teks dengan efek mengasingkan dan melepaskannya dari otomatisasi. Proses penyulapan oleh pengarang ini disebut defamiliarisasi, Shklovsky mengatakan “Defamiliarization is found almost everywhere form is found” yakni membuat teks menjadi aneh dan asing, dengan gaya bahasa yang menonjol serta menyimpang dari biasanya. Proses defamiliarisasi mengubah pandangan kita terhadap dunia, Dengan teknik penyikapan secara rahasia, pembaca dapat meneliti dan memahami sarana-sarana (bahasa) yang digunakan pengarang.

Teknik yang dimaksud misalnya menunda, menyisipi, memperlambat, memperpanjang, atau mengulur-ulur kisah sehingga menarik perhatian sebab tidak dapat menanggapi secara otomatis.

2. Boris Eichenbaum
Boris Mikhailovich Eikhenbaum, atau Eichenbaum (Rusia: Борис Михайлович Эйхенбаум; 16 Oktober 1886 - November 2, 1959) adalah seorang sarjana sastra Rusia dan Soviet, dan sejarawan sastra Rusia. Dia adalah wakil dari formalisme Rusia. Eichenbaum memberi penegasan, kaum formalis dipersatukan oleh adanya gagasan untuk membebaskan diksi puitik dari kekangan intelektualisme dan moralisme yang diperjuangakan dan menjadi obsesi kaum simbolis. Ia berusaha untuk menyanggah prinsip estetika subjektif yang didukung para kaum-kaum simbolis (yang bersandar pada teori-teorinya)

3. Roman Jakobson
Roman Jakobson Osipovich (Rusia: Роман Осипович Якобсон; 11 Oktober 1896-18 Juli 1982) adalah seorang ahli bahasa Rusia-Amerika dan teori sastra. Jakobson merupakan salah satu ahli bahasa terbesar abad ke-20. Ia lahir di Rusia dan merupakan anggota dari sekolah formalis Rusia sedini 1915. Jakobson diajarkan di Cekoslovakia antara dua perang dunia, di mana, bersama dengan N. Trubetzkoy, ia adalah salah satu pemimpin yang berpengaruh di lingkaran linguistics Praha (Prague Linguistic Circle). Ketika Cekoslovakia diserbu oleh Nazi, ia terpaksa melarikan diri ke Skandinavia, dan pergi dari sana ke Amerika Serikat pada tahun 1941. Dari 1942-1946 Jakobson mengajar di École des Hautes Etudes Libre di New York City, di mana ia bekerja sama dengan Claude Levi-Strauss.


Sumber ; 
https://miftah19.wordpress.com/2010/07/13/linguistik-dan-bahasa-puitik-roman-jakobson/
(Buku teori kesusatraan dari Thierry Engelton, serta hasil diskusi di pojok-pojok kampus)

0 komentar:

Posting Komentar