Minggu, 02 Agustus 2015

Sosiologi Sastra


Sastra merupakan pencerminan masyarakat. Melalui karya sastra, seorang pengarang mengungkapkan problematika kehidupan. Karya sastra menerima pengaruh dari masyarakat dan sekaligus mampu memberi pengaruh terhadap masyarakat. Sosiologi dapat diartikan sebagai ilmu  atau pengetahuan yang sistematis tentang kehidupan (individu-kelompok) manusia dalam hubungannya dengan manusia lainnya (kelompok-individu) yang secara umum disebut masyarakat. Sosiologi sastra merupakan pendekatan yang bertitik tolak dengan orientasi kepada pengarang.

Abrams via internet (1981 :178) mengatakan sosiologi sastra dihubungkan kepada tulisan-tulisan para kritikus dan ahli sejarah sastra yang  utamanya ditujukan pada cara-cara seseorang pengarang yang dipengaruhi oleh status kelas (tingkatan), ideologi masyarakat, keadaan-keadaan ekonomi yang berhubungan dengan pekerjaannya, dan jenis pembaca yang dialamatkan. Kesemuanya itu terangkum dalam aspek yang membangun sebuah cipta sastra, salah satu aspek yang membangun keutuhan sebuah cerita adalah menyangkut perwatakan tokoh-tokohnya.

Ciri-ciri perwatakan seorang tokoh selalu berkaitan dengan pengarang dan lingkungan di mana ia hidup. Demikian juga menyangkut tipe orang atau tokohnya. Biasanya dalam setiap cerita selalu terdapat beberapa tokoh, dalam hal inilah pengetahuan sosiologi berperan  mengungkapkan isi sebuah karya sastra, baik yang menyangkut isi cerita atau diluar karya sastra (ekstrinsik).

Konsep sosiologi sastra didasarkan pada dalil bahwa karya sastra ditulis oleh seorang pengarang, dan pengarang merupakan a salient being, makhluk yang mengalami sensasi-sensasi dalam kehidupan empirik masyarakatnya. Dengan demikian, sastra juga dibentuk oleh masyarakatnya, sastra berada dalam jaringan sistem dan nilai dalam masyarakatnya. Dari kesadaran ini muncul pemahaman bahwa sastra memiliki keterkaitan timbal-balik dalam derajat tertentu dengan masyarakatnya; dan sosiologi sastra berupaya meneliti pertautan antara sastra dengan kenyataan masyarakat dalam berbagai dimensinya.

Sosiologi sastra berkembang dengan pesat sejak penelitian-penelitian dengan memanfaatkan  teori strukturalisme dianggap mengalami kemunduran, stagnasi, bahkan dianggap sebagai involusi. Analisis strukturalisme dianggap mengabaikan relevansi masyarakat yang merupakan asal-usulnya. Rahmat Djoko Pradopo (1993:34) menyatakan bahwa tujuan studi sosiologis dalam kesusastraan adalah untuk mendapatkan gambaran utuh mengenai hubungan antara pengarang, karya sastra, dan masyarakat. a sastra itu sendiri melainkan hubungan masyarakat dan lingkungannya serta kebudayaan yang menghasilkannya. Atmazaki via Sutri (1990: 7) menyatakan bahwa pendekatan Sosiologi Sastra mempunyai tiga unsur di dalamnya. Unsur-unsur tersebut antara lain sebagai berikut:
1.     
            Konteks sosial pengarang
Faktor-faktor yang mempengaruhi pengarang dalam menciptakan karya sastra. Faktor-faktor tersebut antara lain mata pencaharian, profesi kepegawaian, dan masyarakat lingkungan pengarang.

Sastra sebagai cerminan masyarakat
karya sastra mengungkapkan gejala sosial masyarakat dimana karya itu tercipta dalam sastra akan terkandung nilai moral, politik, pendidikan, dan agama dalam sebuah masyarakat.

Fungsi sastra
Fungsi sastra dalam hal ini adalah nilai seni dengan masyarakat, apakah di antara unsur tersebut ada keterkaitan atau saling berpengaruh.

Sosiologi Sastra Sebagai Pendekatan Sastra
Pendekatan sosiologi sastra yang paling banyak dilakukan saat ini menaruh perhatian yang besar terhadap aspek dokumenter sastra dan dasarnya yang bertindak sebagai gagasan bahwa sastra merupakan cermin zaman. Dalam hal itu tugas sosiologi sastra adalah menghubungkan pengalaman tokoh-tokoh yang khayal (fiksi) dan situasi ciptaan pengarang itu dengan keadaan sejarah (realitasnya) yang merupakan asal usulnya.

Pedekatan yang dilakukan terhadap karya  sastra pada dasarnya ada dua, yaitu pendekatan intrinsik dan pendekatan ekstrinsik. Unsur-unsur merupakan unsur-unsur dalam (instrinsik) yang diangkat dari isi karya sastra, seperti tema, alur atau plot, perwatakan, gaya bahasa dan penokohan. Sedangkan unsur-unsur ekstrinsik berupa pengaruh dari luar yang terdapat dalam karya sastra itu diantaranya sosiologi, politik, filsafat, antropologi dan lain-lain.

Ilmu-ilmu ini merupakan pendukung dalam pengembangan karya sastra, dengan demikian ilmu-ilmu tersebut erat hubungannya dengan karya sastra. Analisis aspek ekstrinsik karya sastra ialah analisis karya sastra itu sendiri dari segi isinya, dan sepanjang mungkin melihat kaitannya dengan kenyataan-kenyataan dari luar karya sastra itu sendiri.

Pendekatan sosiologis atau pendekatan ekstrinsik biasanya mempermasalahkan sesuatu diseputar sastra dan masyarakat bersifat sempit dan eksternal. Yang dipersoalkan biasanya mengenai hubungan sastra dan situasi sosial tertentu, sistem ekonomi, sosial, adat istiadat, dan politik. Dapat dipahami bahwa bilamana seseorang  ingin mengetahui keadaan sosiologis dari suatu masa karya tertentu ditulis, kita memang belum tentu dapat mengenal tata kemasyarakatan yang ada pada waktu itu, tetapi setidak-tidaknya kita dapat mengenal tema mana yang kira-kira dominan pada waktu itu melalui pendekatan sosiologis.

Suatu hal yang perlu dipahami dalam melakukan pendekatan sosiologi ini adalah bahwa walaupun seorang pengarang melukiskan kondisi sosial yang berada di lingkungannya, namun ia belum tentu menyuarakan keinginan masyarakatnya. Dari arti ia tidaklah mewakili  atau menyalurkan keinginan-keinginan kelompok masyarakat tertentu, yang pasti pengarang menyalurkan atau mewakili hati nuraninya sendiri, dan bila ia kebetulan mengucapkan sesuatu yang bergejolak dimasyarakat, hal ini merupakan suatu kebetulan ketajaman batinnya dapat menangkap isyarat-isyarat tersebut.  Dari berbagai pandangan di atas dapat disimpulkan bahwa analisis sosiologi sastra bertujuan untuk memaparkan dengan cermat fungsi dan keterkaitan antarunsur yang membangun sebuah karya sastra dari aspek kemasyarakatan pengarang, pembaca, dan gejala sosial yang ada.

Model Analisis
Metode penelitian adalah cara kerja untuk memahami objek yang menjadi sasaran penelitian. Langkah-langkah dalam menganalisis menggunakan metode sosiologi sastra pertama yaitu menganalisis unsur intrinsiknya. Analisis karya sastra dengan pendekatan apapun tidak boleh melupakan analisis unsure intrinsiknya. Setelah dijabarkan unsure-unsur intrinsiknya, dikaitkan permasalahan dengan menggunakan teori sosiologi, misalnya hubungan antar individu, perubahan sosial dan kondisi masyarakat sosial.

Kesimpulan
Sastra merupakan pencerminan masyarakat. Melalui karya sastra, seorang pengarang mengungkapkan problema kehidupan yang pengarang sendiri ikut berada di dalamnya. Karya sastra menerima pengaruh dari masyarakat dan sekaligus mampu memberi pengaruh terhadap masyarakat Sosiologi sastra berorientasi mimetik, memandang karya sastra sebagai cerminan masyarakat, yang perhatiannya berpusat pada struktur kemasyarakatan dalam karya sastra. Pendekatan sosiologi sastra bertujuan untuk memaparkan dengan cermat fungsi dan keterkaitan antarunsur yang membangun sebuah karya sastra dari aspek kemasyarakatan pengarang, pembaca, dan gejala sosial yang ada.

*Beberapa sumber terkait sosiologi sastra; buku, artikel, hasil diskusi dan penelitian pustaka 



0 komentar:

Posting Komentar