Minggu, 28 Februari 2016

Kesempurnaan yang tak Gamblang dan Sepotong Hati yang Baru

Vhia Zulfana Sultan
Sastra Inggris 2015


Kesempurnaan  bukanlah sesuatu hal yang secara gamblang dapat dijelaskan dengan ukuran, karena pada dasarnya memang  tidak ada yang benar-benar sempurna di dunia ini, setiap orang hanya mampu memaksimalkan segala yang diberikan pencipta kepadanya, dan tidak semua kesempurnaan yang kamu anggap itu akan membawa sebuah kebahagiaan, banyak hal sederhana yang lebih mampu menciptakan kebahagiaan dibandingkan dengan kesempurnaan yang orang lain serukan. 

Kasmaran menyebabkan seseorang tidak lagi berfikir secara waras dan rasional, hanya karena perlakuan-perlakuan sederhana membuat mereka dengan mudah menerjemahkan semuanya sesuai dengan apa yang ingin mereka dengar dan lihat. Dalam salah satu bagian cerita yang dijadikan sebagai judul dalam buku ini “Sepotong Hati yang Baru” , Bahwa cinta bukan sekedar memaafkan, cinta bukan sekedar soal menerima apa adanya, cinta adalah harga diri, cinta adalah rasionalitas sempurna. Cinta bukanlah sesuatu yang secara sederhana disimpulkan demikian adanya hanya karena seseorang merasa nyaman atau merasa bahagia bersama dengan orang yang dianggap dicintainya dan cinta bukanlah sesuatu yang secara mudah kamu jatuhkan segala perasaanmu secara utuh di sana, karena ketika kamu sudah mulai merasa ada yang kemudian berubah atau kamu merasa dikecewakan maka yang tersisa hanyalah luka. Cinta bukanlah sesuatu hal yang secara mudah dapat kamu maafkan tapi juga bukan sesuatu hal yang harus kamu persulit untuk maafkan, semuanya membutuhkan rasionalitas. Jika kau memahami cinta adalah perasaan irasional, sesuatu yang tidak masuk akal, tidak butuh penjelasan, maka cepat atau lambat, luka itu akan kembali menganga. Kau dengan mudah membenarkan apapun yang terjadi di hati, tanpa tahu, tanpa memberikan kesempatan berpikir bahwa itu boleh jadi karena kau tidak mampu mengendalikan perasaan tersebut tidak lebih, tidak kurang.

            Seharusnya cinta bukanlah sebuah keraguan, cinta sangat membutuhkan yang namanya kepercayaan, kepercayaan merupakan sesuatu yang dapat dirasionalkan, namun terkadang seseorang terlalu serakah akan pembuktian sebuah perasaan yang pada akhirnya hanya menyisahkan penyesalan. Cinta seharusnya sesuatu yang menguatkan bukan sesuatu yang kemudian membuatmu merasa telah kehilangan sesuatu seperti kehilangan sepotong hati. 

            Pada dasarnya seseorang tidak membutuhkan hati yang baru karena ketika mereka mulai menjatuhkan perasaanya hati itu kemudian seolah menebal dan ketika perasaan itu mulai dilanda rasa kecewa dan kehilangan yang terkikis bukanlah hati yang murni itu melainkan yang tadinya terbangun itu. Meskipun terkadang memang ada orang yang mampu mengikis hatimu terlalu dalam.  –V- 

*Bagi kawan-kawan yang memiliki karya berupa, Esai, Puisi, Cerpen, Kritik Sastra atau semacamnya, silahkan kirim ke email kami: hmpsprasastifbsunm@gmail.com atau mention di twitter kami @hmpsprasastiunm
 

0 komentar:

Posting Komentar